RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER
(RPKPS)
Hukum Adat dan Pertanahan
PAB414
Disusun Oleh:
TIM PENGAJAR HUKUM ADAT DAN PERTANAHAN
BKI PENGEMBANGAN WILAYAH PEDESAAN DAN KAWASAN AGRIBISNIS (PWDA)
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG 2012
A. Deskripsi SingkatHukum Adat adalah mata kuliah wajib bagi mahasiswa prodi Agribisnis berbobot 3 sks. Materi kuliah mencakup konsepsi hukum adat, pluralisme hukum, kaitan hukum adat dan pertanahan, serta hukum pertanahan Negara yang berlaku di Indonesia.
B. Outcome Mata KuliahHasilnya diharapkan memberikan kepekaan dan kerangka analisa kepada mahasiswa sekaitan dengan aturan adat dan hukum nasional tentang pertanahan dan hubungannya dengan pengembangan agribisnis.
C. Kompetensi Dasar Mahasiswa memahami dan mampu menjelaskan konsepsi hukum adat dan hukum pertanahan dikaitkan dengan pembangunan agribisnis.
D. JUMLAH JAM DAN PEMBAGIANNYAMatakuliah Hukum Adat direncanakan 16 kali pertemuan, 14 tata muka di kelas, ujian tengah semester (UTS) dan ujian akhir semester (UAS), serta 12 kali pertemuan praktikum/asistensi. Pertemuan tatap muka akan dimulai dengan sosialisasi kontrak belajar dengan mahasiswa untuk menyepakati aturan pelaksanaan kuliah, monitoring dan evaluasi pembelajaran; kedisiplinan; dan proses belajar mengajar yang akan dilakukan termasuk materi yang akan diberikan, metode yang akan digunakan dan bentuk tugas yang akan diberikan. Mahasiswa diberi kesempatan untuk mengajukan usulan/memberikan masukan ataupun komentar terhadap rencana yang sudah disiapkan dosen. Ujungnya adalah terbangunnya kesepakatan dosen dan mahasiswa.
Tabel 1. Jumlah Jam dan Pembagian Kuliah Hukum Adat dan Pertanahan
No. |
Jenis Program |
Jumlah Program |
Jumlah jam |
Keterangan |
1 | Tatap muka di kelas (kuliah, diskusi, presentasi) | 14 kali |
28 JPL |
Interaksi dosen-mahasiwa dalam membahas materi pembelajaran, baik bersumber dari dosen, pustaka, hasil eksplorasi mahasiswa, dan tugas ter-struktur. |
2 | Praktikum/Asistensi | 12 kali | 24 JPL | Interaksi dosen/asisten-mahasiswa memperdalam materi dan pemecahan tugas/kasus |
2 | Tugas terstruktur | 14 kali |
28 jam |
Dosen memberikan tugas yang berkaitan dengan materi yang baru dibahas dalam tatap muka. |
3 | Eksplorasi mandiri
Mahasiswa |
14 kali |
28 jam |
Mahasiswa diberi kebebasan memperoleh materi pembelajaran dari ber-bagai sumber yang berkaitan atau mendukung materi pembelajaran. |
Jadwal Kegiatan Mingguan
Minggu | MATERI PEMBELAJARAN |
I | Ruang lingkup perkuliahan hukum adat |
II | Konsep Hukum Adat |
III | Pembidangan Hukum Adat |
IV | Pluralisme Hukum |
V | Hak ulayat dan hukum adat; |
VI | Beberapa konsep agraria, hak ulayat, dan milik adat |
VII | Hukum Adat dan Sistem Bagi Hasil |
VIII | Hak Milik, Hak Ulayat, dan Konversi Hak |
IX | Model Penguasaan Tanah di Minangkabau |
X | Hukum Tanah dan Waris |
XI | Hak Tanah terpenting menurut UUPA |
XII | UUPA
(Kebijakan Pertanahan Sebelum Orde Baru di Indonesia) |
XIII | Konsolidasi Tanah |
XIV | Desentralisasi dan pengelolaan sumberdaya agraria: Konsep, norma dan praktik |
E. PraktikumAkan ditentukan oleh masing masing dosen.
Yonariza akan melakanakan praktikum lapangan.
F. EvaluasiMata kuliah ini lebih menekankan pada proses belajar sehingga mahasiswa diharapkan dapat terlibat aktif dalam setiap temu kelas. Bobot nilai secara proporsional terbagi dalam beberapa komponen sebagai berikut:
Komponen Nilai |
Bobot |
Presentasi Kelompok |
30 % |
Tugas Kelompok |
20 % |
Praktikum |
20% |
Ujian Tengah Semester |
15 % |
Ujian Akhir Semester |
15 % |
Total |
100 % |
Konversi Penilaian adalah Sebagai berikut :
SKOR |
NILAI |
SKOR |
NILAI |
SKOR |
NILAI |
85-100 | A | 80-84 | A – | ||
75-79 | B + | 70-74 | B | 65-69 | B – |
60-64 | C + | 50-59 | C | ||
40-49 | D | ||||
0-39 | E |
Untuk mendapatkan nilai utuh :
- Mahasiswa harus memenuhi semua komponen penilaian
- Menyelesaikan tugas presentasi dan paper individu sesuai dengan topic yang telah di tentukan
Bahan Bacaan
Azam, Syaiful. 2003. Eksistensi Hukum Tanah Dalam Mewujudkan Tertib Hukum Agraria. Medan: Fakultas Hukum Bagian Hukum Perdata Universitas Sumatera Utara
Kurnia Warman, 2006. Ganggam Bauntuak menjadi Hak Milik, Penyimpangan Konversi Hak Tanah di Sumatera Barat. Padang, Andalas University Press.
Kurnia Warman, 2010. Hukum Agraria dalam Masyarakat Majemuk, Dinamika interaksi hukum adat dan hokum Negara di Sumatera Barat. Jakarta: HuMA, Van Vollenhoven Institute, dan KITLV-Jakarta.
Kurniawan, J.A. 2008. Hukum Adat dan Problematika Hukum Indonesia. Yuridika” FH Unair, Volume 23, No. 1 Januari-April 2008
Naim, Mochtar. 1968. Menggali Hukum Tanah dan Hukum Waris di Minangkabau. Padang: Center for Minangkabau Study Press.
Ragawino, Bewa. N.d. Pengantar Dan Asas-Asas Hukum Adat Indonesia. Bandung: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Padjadjaran
Ruchiyat, Eddy. 1999. Politik Pertanahan Nasional Sampai Order Reformasi. Bandung. Penerbit Alumni.
Scheltema, A.M.P.A. 1985. Bagi Hasil di Hindia Belanda. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
Sembiring, Rosnidar, 2003. Kedudukan Hukum Adat Dalam Era Reformasi Bagian Hukum. Medan: Keperdataan Fakultas Hukum. Universitas Sumatera Utara
Setiawan, Yudhi. 2009. Instrumen Hukum Campuran dalam Konsolidasi Tanah. Jakarta: PT Raja Grafika Persada.
Sirait, Martua; Fay, Chip dan Kusworo, A. 2000. Bagaimana Hak-hak Masyarakat Hukum Adat dalam Mengelola Sumber Daya Alam Diatur. Southeast Asia Policy Research Working Paper, No. 24. ICRAF Southeast Asia.
Soegianto, Djoko. 1980. Penelitian Humum Adat Tentang Warisa di Wilayah Hukum Pengadilan Tinggi Padang. Jakarta: Mahkamah Agung. Proyek Penelitian Hukum Adat.
Suwitra, I. Made. 1999. Pengakuan.dan Perlindungan Hak-Hak Tradisional Masyarakat Hukum Adat atas Tanah Ulayat, Perspektif Pluralisme Hukum: Hukum Negarta vs. Hukum Adat. Kertha Wicaksana 15 (2); 110-113.
Von Benda-Beckmann, Keebet. 2005. Pluralisme Hukum, Sebuah Sketsa Genealogis dan Perdebatan Teoritis. Dalam Pluralisme Hukum, Sebuah Pendekatan Interdisiplin, Tim Huma (Ed). Jakarta: Perkumpulan untuk Pembaharuan Hukum Berbasis Masyarakat dan Ekologis (Huma), hal 21-53.
Yonariza; Kitiarsa, P.; Fianza, Myrthena, 2000. Southeast Asia Land and Resources Tenure; Indonesia, Philippines and Thailand. An Annotated Bibliography. Padang: Center for Irrigation, Land and Water Resources and Development Studies, Andalas University.
Strategi Perkuliahan
MINGGU KE | KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN (KOMPETENSI) | BAHAN KAJIAN | Sub Pokok Bahasan | Referensi | BENTUK PEMBELA JARAN |
Mahasiswa memahami ruang lingkup perkuliahan dan pengertian hukum adat, | Ruang lingkup perkuliahan hukum adat | Kontrak belajar
Penggertian Hukum Adat |
RPKPS
Syamsudin 1998, Bagian 1 |
Ceramah dan Diskusi | |
Mahasiswa memahami dan mampu menjelaskan Sifat-Sifat Umum Hukum Adat Indonesia | Sifat-Sifat Umum Hukum Adat Indonesia |
|
Diskusi kelas dan ceramah | ||
III. | Mahasiswa memahami dan mampu menjelaskan pembidangan hukum adat | Pembidangan Hukum Adat |
|
Syamsudin 1998, Bagian 1; Ragawino Bab 2; | Diskusi kelas dan ceramah |
IV. | Mahasiswa memahami dan mampu menjelaskan tentang pluralism hukum dan implikasinya terhadap hukum pertanahan di Indonesia | Pluralisme Hukum Agraria |
|
Diskusi kelas dan ceramah | |
V. | Mahasiswa mampu menjelaskan hak ulayat dan hukum adat | Hak ulayat dan hukum adat;
|
– Pengakuan hak ulayat dan peraturan perundang-undangan
– Pengingkaran hak ulayat dalam peraturan perundang-undangan |
– Bakri, 2007 Bab III.1, III.2, dan III.3
– Sirait, Fay, dan Kusworo, 2000 |
Diskusi kelas dan ceramah |
VI. | Mahasiswa mampu menjelaskan konsep agrarian, hak ulayat dan milik adat | Beberapa konsep agraria, hak ulayat, dan milik adat |
|
Azam, 2003 Bab III, IV.
|
Diskusi kelas dan ceramah |
VII. | Mahasis memhami dan mampu menjelaskan system bagi hasil | Hukum Adat dan Sistem Bagi Hasil |
|
Scheltema, (1985) Bab I dan II
|
Diskusi kelas dan ceramah |
VIII. | Mahasiswa memahami dan menjelaskan konversi hak milik | Hak Milik, Hak Ulayat, dan Konversi Hak |
|
Warman, 2006, Bab II | Diskusi kelas dan ceramah |
IX. | Mahasiswa mampu menjelaskan berbagai model penguasaaan tanah di Minangkabau | Model Penguasaan Tanah di Minangkabau |
|
Warman (2006) Bab II B | Diskusi kelas dan ceramah, studi kasus |
X. | Mahasiswa memahami dan mampu menjelaskan hokum tanah dan waris | Hukum Tanah dan Waris |
|
Naim (1968) | Diskusi kelas dan ceramah |
XI. | Mahasiswa memahami dan mampu menjelaskan pembangunan Hukum Adat dan Agraria | Pembangunan Hukum Adat dan Agraria | Unifikasi hukum Agraria | Kurniawan, J.A. 2008.
|
Diskusi kelas dan ceramah |
XII. | Mahasiswa mampu membedakan berbagai hak tanah menurut UUPA dan hubungannya dengan agribisnis | Hak Tanah terpenting menurut UUPA | – Hak Milik
– Ha Guna Usaha – Hak Guna Bangunan |
Ruchiyat (1999) Bab VI | Diskusi kelas dan ceramah dan studi kasus |
XIII. | Mehasiswa memahami dan mampu menjelaskan eksistensi undang undang pertanahan nasional | UUPA
(Kebijakan Pertanahan Sebelum Orde Baru di Indonesia) |
– Pelaksanaan UUPA
– Permaalahan bidang pertanahan |
Ruchiyat (1999) Bab X
|
Diskusi kelas dan ceramah |
XIV | Mahasiswa memahami arti penting konsolidasi tanah | Konsolidasi Tanah | – Keteraturan hukum public dalam konsolidasi tanah
– Wewenang mengatur – Tindakan konkret |
Setiawan (2009) Bab 2 | Diskusi kelas dan ceramah dan studi kasus |
XV. | Mahasiswa memahami dan mampu menjelaskan kondisi hukum pertanahan di era desentralisasi di Indonesia | Desentralisasi dan pengelolaan sumberdaya agraria: Konsep, norma dan praktik |
|
Kurnia Warman, 2010, Bab VI, VII, dan X | Diskusi kelas dan ceramah dan studi kasus |
Leave a Reply